Impersonate

"Aku suka langit"
"kenapa?"
"dia pintar mengubah suasana hati"
"suasana hati apanya?"
"iya, persentase mood-mu bisa saja berubah dengan mudah gara-gara langit"
". . ."

aku masih sulit memahami bahasamu yang kadang tak rasional untuk telingaku.

"manusia hebat ya, kenapa bisa gini ya?"
"apanya?"
"ya aneh aja, tiba-tiba bisa gini, ternyata berakhir gitu"
". . ."
"dunia ini emang keren ya"
"hm, aku nggak paham sih."
"liat aja deh, semuanya hebat. aku nggumun."
". . ."

dan tetap kesusahan mengerti ekspresimu yang seringkali tak terprediksi reseptor otakku.

"care universal itu nggakpapa, kan baik emang harus sama semua orang ."
"aku ngerasa bersalahan banget nih."
"aku nggak labil kok, cuma butuh mikir aja."
"masa lalu nggak akan menang, karena mereka selalu di belakang."

sebenarnya, cuma sepersekian kalimatmu yang bisa kucerna cepat.
dan berita baiknya adalah, hampir di setiap nasehatmu bermanfaat.
sudut pandang yang jauh berbeda,
membuatku berusaha belajar memakluminya.

hidup itu emang hebat,
dan dibalik kerennya hidup, banyak orang-orang kuat.
dan harus kamu tau,
dirasa-rasa aku terlalu telat sadar.
harusnya hidup itu dihayati benar-benar.




Tidak ada komentar: