The Errorist


(n) someone who repeatly makes mistakes, or is always wrong

         Dia menatapmu lekat-lekat, membuatmu sedikit jengah. Matanya yang pekat, tidakkah menguatkan rasa bersalah? Kamu tau jelas tentangnya yang menuntut kejujuranmu yang sejak lama amblas.

         Kamu menunduk lama, membuat gadis di depanmu bertanya-tanya. "Ada apa denganmu?".  " Kenapa diam saja?".  "Bukankah ini hal yang mudah bagimu untuk menyelesaikannya?".  "Kenapa tak berbohong lagi dan membuat alasan seperti biasanya?"  Dan kamu yang cerdas seharusnya paham betul ia akan bertanya-tanya seperti itu.

         Menenggelamkannya dalam resah, membuatnya berpikir bahwasanya kamu menyesal dan begitu bersalah, hingga akhirnya dengan ia meredam marah lalu lagi-lagi menyerah. Pada kesalahanmu, pada kedustaanmu, juga pada keniscayaanmu. Begini caramu kali ini supaya ia tetap disini dan tak meninggalkanmu pergi. Dan seperti itulah, gadis itu jatuh dengan mudah. Ke pelukanmu kembali, untuk tersakiti lagi suatu saat nanti. 

         Ada yang luput dari sudut pandangmu. Ada yang tak bisa kamu lihat dari pojok gelapmu. Ada nyata yang terbutakan dari matamu. Ia melihatmu utuh dan lengkap. Usaha baikmu seperti saat di dekatnya, juga kelengahanmu menjaga rasa saat jarak menjauhkanmu dengannya. Ia mencoba memahami saat dimana kamu bosan dengannya, mencoba membohonginya, lalu terus-terusan membodohinya. 

Bahkan tentang sore kemarin saat ia memutuskan memaafkanmu dan memulainya kembali bersamamu.

Ia cukup paham bahwa nantinya kamu akan berpeluang meninggalkan luka yang lebih dari sore kemarin. Karena baginya, cukup menerimamu maka segalanya tak apa.

Kamu yang tak pernah belajar dari kesalahan takkan memahami bab begini bukan? 

Hei, Errorist?

hello holiday, nice to meet you but saya bener-bener bosen.
tiap hari mantengin laptop, so saya memutuskan untuk berkarya saja.
The Errorist adalah bagian dari The Series yang bakal saya blog selama liburan.
ini proses belajar, jadi pardon banyak cacatnya yaa.

btw, this story belongs to my Beloved, Prismawinda.
Kamu yang memutuskan, kamu yang menerima pris.

Jangan nangis terus, 
kamu bikin saya ngerasa bersalah nggak bisa ngehibur lho:)


Tidak ada komentar: