Ada banyak hal yang sama sekali tak kufahami dan tak kucoba sama sekali untuk mengerti. Salah satunya adalah, kenapa kamu masih saja disini dan tak mau menyingkir sama sekali. Aku bertemu denganmu bukan seperti obat yang rutin dikonsumsi. Hanya sesekali dan disebabkan oleh beberapa kebetulan. Pun aku tak jatuh cinta padamu di pandangan pertamaku -dan sungguh aku bukan tipikal gadis yang begitu-. Semua berjalan adanya, tak terjadi apa-apa.
Aku punya dua kepandaian paling menyenangkan.
Bersembunyi dan berakting.
Kugunakan cara pertama untuk menghindarimu, dan kugunakan cara kedua saat tak berhasil menjalankan cara pertama. Ini terasa tak begitu nyaman karena ternyata keahlianku tak membuat impuls elektrik di jantungku bekerja lebih baik. Sungguh, kalau begini terus aku bisa saja terserang aritmia.
Semacam ingatan episodik, kamu bagian dari long term memory yang sulit dihapus dan muncul terus-menerus. Sejenis ingatan prosedural yang memungkinkan kita mengingatnya tanpa perlu berpikir.
Tentang bagaimana kamu mengikat tali sepatu,
bagaimana kamu menutup resleting tasmu dengan super hati-hati,
bagaimana kamu membenarkan posisi baju supaya terlihat lebih rapi, dan bagaimana-bagaimana lainnya yang terus saja berseliweran.
Aku mudah jatuh cinta, wajar saja kamu bisa menjadi salah satu bagiannya. Kamu cukup tampan dan keren untuk masuk di kriteria pria milikku -juga milik wanita lainnya-. Tapi di jatuh cinta kali ini, aku ingin lebih berhati-hati. Melepasmu memang pilihan terberat, tapi aku harus berhenti melihat laki-laki yang tengah menggenggam tangan gadis lain dengan erat.
2 komentar:
TERDALAM LO INI
serius ngga mbicarain siapa siapa?
Posting Komentar